Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika <p align="justify">Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Jan-Jun dan Jul-Des) hasil dari penelitian di bidang farmasi khususnya. Kategori yang termasuk dalam bidang jurnal ini adalah Kimia Bahan Alam, Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Kimia Medicinal, Biologi Molekular dan Bioteknologi, Farmakoterapi, Farmasi Klinis, Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Biologi Farmasi, Manajemen Farmasi, Farmakoekonomi. Jurnal Farmamedika merupakan Jurnal Nasional Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan kepada SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nomor 164/E/KPT/2021.</p> Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor en-US Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) 2502-6011 POTENSI MINYAK ALMOND SEBAGAI BAHAN BAKU LIP BALM STICK http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/215 <p>Minyak almond merupakan turunan almond dengan komponen utama asam oleat dan linoleat yang dapat menutrisi dan memperbaiki sel kulit sehingga mampu melemabkan kulit. Tujuan penelitian ini memformulasi sediaan stik balsam bibir dari minyak almond dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dan diuji stabiltas fisika dan kimia selama satu bulan. Metode pembuatan dilakukan dengan cara peleburan dan pencampuran bahan lilin atau malam dan minyak yang ditambah dengan bahan lain. Kemudian dievaluasi stabilitas selama 4 minggu meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan yaitu pemeriksaan kondisi fisik, uji titik lebur dengan metode melting point, uji kekerasan, uji kekuatan dan uji keseragaman bobot. Selain itu, dilakukan uji kemampuan sediaan melembabkan bibir terhadap variasi sediaan yang dibuat dengan menggunakan alat penganalisa kulit. Hasil dari uji mutu fisik menunjukkan bahwa keempat balsam bibir yang diformulasikan homogen, tidak mengeluarkan keringat maupun kristal, warna putih kekuningan, dan bau yang harum, keempat formula memenuhi syarat pada uji keseragaman bobot, uji titik lebur sesuai dengan SNI 16-4769-1998 (64,20-65,6<sup>o</sup>C), uji kekuatan dan kekerasan memenuhi syarat sediaan menurut balsam bibir pembanding. Hasil dari uji kemampuan sediaan melembabkan bibir didapatkan bahwa sediaan balsam bibir F3 sebesar 5,6%. Sediaan stik balsam bibir dengan peningkatan kelembaban tertinggi dan memenuhi seluruh persyaratan uji yaitu Formula 3.</p> Andri Prasetiyo Lungguk Hutagaol Gayatri Indah Pramesti Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 95 102 10.47219/ath.v8i2.215 PENAMBATAN DAN SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER SENYAWA BIOAKTIF TANAMAN BAWANG DAYAK (Eleutherine Sp.) SEBAGAI INHIBITOR KAPSID VIRUS HEPATITIS B http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/201 <p>Hepatitis B merupakan penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Kapsid pada virus hepatitis B adalah lapisan yang berfungsi untuk melindungi RNA dan DNA virus dari kerusakan. Tanaman yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antivirus adalah bawang dayak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa <em>hit </em>hasil penambatan dan simulasi dinamika molekuler. Target Makromolekul yang digunakan adalah PDB ID : 5GMZ dan 33 senyawa dari tanaman bawang dayak. Penambatan molekuler menggunakan AutoDock Vina dan validasinya dengan menentukan kurva ROC dan perhitungan nilai AUC, menentukan RMSD secara <em>redocking</em>. Seleksi dengan aturan <em>Lipinski Rule of 5 </em>untuk menghasilkan senyawa yang dapat digunakan secara oral. Simulasi dinamika molekuler menggunakan program Gromacs 5.1.5 dan g_mmpbsa. Hasil seleksi <em>Lipinski Rule of</em> 5 menghasilkan 28 senyawa. Hasil penambatan menunjukkan senyawa Eleuthosida A memiliki nilai afinitas lebih negatif (-7,5 kkal/mol) dibandingkan pembanding 6XU dan isothiafludine (-7,4 dan -6,1 kkal/mol). Simulasi dinamika selama 20ns menunjukkan nilai RMSD dan RMSF Eleuthosida A dalam keadaan stabil dengan okupansi ikatan hidrogen sebesar 18,81% pada asam amino Asp29.&nbsp; Energi bebas MM-PBSA pada senyawa Eleuthosida A merupakan senyawa dengan paling negatif yaitu -133,430 kkal/mol. Berdasarkan hasil tersebut, Eleuthosida A dapat dijadikan kandidat inhibitor kapsid virus hepatitis B.</p> Bina Lohita Sari Usep Suhendar Ridho Hamdani Copyright (c) 2023 j https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 103 110 10.47219/ath.v8i2.201 KANDUNGAN FITOKIMIA DAN METODE UJI EKSTRAK GENDARUSSA (Justicia gendarussa Burm. F) SEBAGAI ANTI-HIV : ARTIKEL REVIEW http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/222 <p>Pencarian pengobatan alternatif terbarukan untuk HIV/AIDS terus berkembang. Salah satu pendekatan untuk pengembangan obat anti-HIV dilakukan melalui penelitian menggunakan obat herbal tradisional. <em>Justicia gendarussa </em>Burm. F terkenal memiliki banyak manfaat di bidang medis, seperti antibakteri, antiinflamasi, antioksidan, analgesik, antikanker, antidiabetes, dan antiviral. Sebagai antiviral, ekstrak <em>J. gendarussa</em> teruji aktivitasnya secara <em>in silico </em>dan <em>in vitro </em>sebagai anti-HIV. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait potensi ekstrak <em>J. gendarussa</em> sebagai pengobatan alternatif HIV/AIDS terbarukan serta metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitasnya sebagai anti-HIV. Senyawa-senyawa pada <em>J. gendarussa</em> yang teruji aktivitasnya sebagai anti-HIV adalah justiprocumin A dan B, patentiflorin A, dan gendarusin A. Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas anti-HIV lebih baik dibandingkan obat HIV zidovudine (AZT) dan nevirapine serta dapat menghambat isolat HIV yang resisten terhadap obat NRTI (<em>nucleoside reverse transcriptase inhibitor</em>) dan NNRTI (<em>non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor</em>).</p> <p>&nbsp;</p> Waras Nurcholis Hanifah Aryani Firmanul Hasan Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 111 121 10.47219/ath.v8i2.222 INHIBISI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH TERHADAP LIPASE PANKREAS SEBAGAI ANTIOBESITAS SECARA IN SILICO http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/214 <p>A Obesity triggers the emergence of various degenerative diseases, such as stroke, heart disease, type 2 diabetes, and insulin resistance. Pancreatic lipase inhibitors are anti-obesity drug agents that work by inhibiting pancreatic lipase enzymes. This study aims to search and predict the inhibitory activity of pancreatic lipase from the active compound of red betel leaf. The research began with virtual screening of 60 test ligands, prediction of ligand stability and toxicity, validation method of molecular docking, molecular docking, 2D and 3D visualization. The results showed that benzethonium octyloxyacetate, salicylic acid beta-D-glucopyranosyl ester, and anthocyanins had the best potential in inhibiting pancreatic lipase enzymes based on virtual screening, ligand stability, ligand toxicity, energy affinity, number of hydrogen bonds with active site, bond distance, and constants inhibition (Ki). Benzethonium octyloxyacetate has an affinity value of -8 kcal/mol, has a hydrogen bond interaction on the His349 residue on the active site of the pancreatic lipase receptor (6KSM) with a bond distance of 2,94 Å and Ki value of 1,347 μM.</p> Mega Safithri Nur Azizah Maria Bintang Rini Kurniasih Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 122 129 10.47219/ath.v8i2.214 DELIGNIFIKASI LIGNOSELULOSA DAUN NANAS SEBAGAI SUMBER ALFA SELULOSA http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/301 <p>Daun nanas merupakan bahan berlignoselulosa dapat dimanfaatkan sebagai sember alfa selulosa karena mempunyai kandungan alfa selulosa yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi alfa selulosa menggunakan metode delignifikasi secara kimia menggunakan pelarut natrium hidroksida. Optimasi proses delignifikasi menggunakan variasi konsentrasi natrium NaOH dengan konsentrasi 8% memberikan hasil kadar alfa selulosa yang paling optimal sebesar 66% dan terjadi pengurangan kadar lignin menjadi 1%. Alfa selulosa serbuk daun nanas yang dikarakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan spektrum yang mirip dengan selulosa komersial.</p> Triyani Sumiati Sitaresmi Yuningtyas Lely Elfrida BR Haloho Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 130 137 10.47219/ath.v8i2.301 STANDARISASI SIMPLISIA DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID FLAVONOID PADA EKSTRAK ETANOL 96% BUAH OKRA HIJAU DAN MERAH (Abelmoschus esculentus (L.) Moench http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/265 <p>Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi metode analisis flavonoid dan menentukan kadar flavonoid pada ekstrak etanol 96% varietas buah okra (<em>Abelmoschus esculentus</em>) dengan menggunakan metode Al(NO<sub>3</sub>)<sub>3</sub>-NaNO<sub>2</sub> secara spektrofotometri UV-Vis. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Hasil validasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa linieritas dari uji flavonoid diperoleh koefisien korelasi 0,9999 dan koefisien fungsi regresi sebesar 0,37%. Akurasi (UPK) pada uji flavonoid didapatkan nilai yang memenuhi syarat % UPK 98-102% dan % KV yaitu ≤ 2 %. Batas deteksi (LOD) untuk flavonoid sebesar 0,3459 ppm dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 1,2621 ppm. Diperoleh kadar flavonoid ekstrak etanol 96% buah okra hijau sebesar 0,887 mg/g sedangkan kadar flavonoid ekstrak etanol 96% buah okra merah sebesar 1,079 mg/g.</p> Pra Panca Bayu Chandra Panca Ema Hermawati Yulius Evan Christian Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 138 146 10.47219/ath.v8i2.265 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI MUTU FISIK TEH HERBAL BUNGA KEMBANG TELANG (Clitoria ternatea L.) http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/252 <p>Tubuh membutuhkan antioksidan untuk mencegah stress oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Salah satu sumber antioksidan adalah bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.). Pembuatan teh herbal bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan tanaman. Tujuan penelitian untuk menentukan nilai IC<sub>50</sub> dan mutu fisik teh herbal bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.). Metode penelitian meliputi pembuatan teh herbal dari simplisia bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.). Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian mutu fisik yaitu uji kadar air, kadar abu total, kadar abu larut air, kadar abu tidak larut asam dan alkalinitas abu. Hasil uji aktivitas antioksidan teh herbal bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) diperoleh nilai IC<sub>50</sub> sebesar 259,84 ± 0,50 ppm dengan pembanding asam askorbat sebesar IC<sub>50</sub> 2,657 ± 0,007 ppm dan hasil uji mutu fisik yaitu kadar air 5,4%, kadar abu total 6,3%, kadar abu larut air 4,2%, kadar abu tidak larut asam 0,42% dan alkalinitas abu 2,1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa teh herbal bunga kembang telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) memiliki aktivitas antioksidan dan memenuhi 4 syarat mutu fisik teh yaitu kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan alkalinitas abu.</p> Nur Atika Aqila Nur Ida Tahirah Tahirah Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 147 154 10.47219/ath.v8i2.252 GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS DI POLIKLINIK EDELWEISS RSUD CIAWI KABUPATEN BOGOR http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/253 <p>HIV yaitu virus yang menyerang sel darah putih yang mengakibatkan turunnya sistem imun tubuh manusia, AIDS kumpulan tanda gejala yang muncul karena rusaknya system kekebalan tubuh akibat virus HIV. Pengobatan ARV bertujuan mengurangi laju penularan, menurunkan angka kesakitan dan kematian, memperbaiki kualitas hidup ODHIV. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dilakukan secara prospektif&nbsp; menggunakan data&nbsp; dari rekam medis pasien. Hasil penelitian ini Pasien HIV/AIDS terbanyak kelompok usia dewasa awal (26-35) (40,3%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak (71,4%), berlatar belakang pendidikan SMA (68,8%), pada umumnya bekerja sebagai karyawan swasta (63,3%), dan berstatus belum menikah (55,8%), sumber penularannya melalui hubungan seksual dan pasangan seksual dominasi yaitu homoseksual (LSL) sebanyak (43,5%), rata-rata pasien tidak memiliki infeksi oportunistik atau penyakit penyerta sebanyak (55,8%), serta pasien berada pada tahap stadium klinis III (58,4%) Pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi ARV di Poliklinik Edelweiss RSUD Ciawi terbagi menjadi&nbsp; 6. Regimen yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi FDC (fixed Dose Combinasion)&nbsp; TDF+3TC+DTG (42,9%), kombinasi&nbsp; FDC TDF+3TC+EFV (41,6%), kombinasi AZT+3TC+NVP sebanyak&nbsp; (6,5%), kombinasi ABC+3TC+DTG&nbsp; (3,9%),&nbsp; pada&nbsp; kombinasi TDF+3TC+NVP dan&nbsp; kombinasi TDF+3TC+ALL (lini 2) dengan hasil masing-masing&nbsp; sebanyak (2,6%).</p> Binar Nursanti Tri Desminingrum Listianawati Listianawati Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 155 163 10.47219/ath.v8i2.253 STRATEGI BISNIS APOTEK X MENGGUNAKAN STRATEGI CANVAS BUSINESS MODEL (CBM) http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/299 <p>Bisnis kefarmasian mengalami perubahan signifikan akibat perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 dan perubahan kebijakan&nbsp; di bidang kesehatan. Pandemi covid 19 menambah tantangan&nbsp; baru dalam penerapan strategi bisnis Farmasi Apotek X Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi bisnis yang diterapkan Apotek X Bekasi dan mengembangkan strategi baru dengan pendekatan Canvas Business Model (CBM) [1] . Metode yang digunakan adalah metode eksploaratif, analisis deskriptif kuantitatif menggunakan 9 elemen dari CBM. Responden penelitian berjumlah 101 orang terdiri dari pelanggan Apotek X dan masyarakat sekitar Apotek X. Pengumpulan data menggunakan survei dan wawancara. Analisis data menggunakan SWOT &nbsp;analisis dengan pemetaan 9 elemen CBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 komponen CBM&nbsp; dapat dikembangkan yaitu customer relationships, Value propositions, revenue streams, cost structure, customer segments, key resources, key activities dan key partners. terutama tiga komponen utama Value Propositions, Key Resources dan Customer Segments. Strategi utama Apotek X jangka panjang adalah: Menerapkan&nbsp; kerjasama B2B dengan instansi, menyiapkan tenaga marketing yang handal dan mengedepankan reputasi Apotek X, Promosi masif melalui media sosial&nbsp; termasuk pelayanan home care dengan tenaga terlatih, Menyiapkan tim khusus pelayanan online baik dengan video call maupun whatsapp call. Membuat segmentasi pelanggan, untuk menjadi market leader dari apotek pesaing.</p> Noviar Antoni Sahat Saragi Indah Masti Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 164 173 10.47219/ath.v8i2.299 FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN LOSIO BUBUR RUMPUT LAUT (Eucheuma alvarezii (Doty)) ASAL KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/251 <p>Rumput laut (<em>Eucheuma alvarezii</em> (Doty)) diketahui mengandung kappa karagenan yang berpotensi sebagai pelindung tabir surya. Penggunaan rumput laut agar mudah diaplikasikan pada kulit dapat dibuat menjadi sediaan losio. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan bubur rumput laut (<em>Eucheuma alvarezii</em> (Doty)) menjadi sediaan losio yang memenuhi syarat uji stabilitas fisik. Metode penelitian diawali dengan penyiapan sampel rumput yang dibuat menjadi bubur menggunakan blender. Formulasi sediaan ini dirancang dengan konsentrasi 5% menggunakan dua jenis emulgator yaitu emulgator anionik (Asam Stearat dan trietanolamin) dan emulgator nonionik (tween 80 dan span 80). Pengujian kestabilan fisik meliputi pengujian organoleptik, homogenitas, viskositas, pH, daya sebar dan daya lekat yang dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat menggunakan alat <em>climatic chamber</em> yang memenuhi syarat uji fisik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bubur rumput laut dapat diformulasikan menjadi sediaan losio yang memenuhi stabilitas fisik.</p> <p>&nbsp;</p> Arfiani Arifin Ermina Pakki Fitrah Fitrah Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 174 184 10.47219/ath.v8i2.251 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN BERBASIS SYARIAH TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI APOTEK KARUNIA SEHAT BARU UNGARAN http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/216 <p><em>Patient loyalty is one of the things that is important for the ongoing pharmacy business. And one of the things to increase patient loyalty is to provide Islamic-based services. And in this study aims to determine the benefits of Islamic principled services at the </em>karunia sehat baru<em> Pharmacy in Ungaran, to determine the relationship between Islamic principled services and patient loyalty at the </em>karunia sehat baru<em> Pharmacy in Ungaran, Services with sharia principles have four characters, namely Rabbaniyyah, Akhlaqiyyah, Waqi'iyah and Insaniyyah. Data collection techniques by distributing questionnaires to patients at the pharmacy. The results of this study indicate that sharia-based pharmaceutical services consisting of Rabbaniyyah, Akhlaqiyyah, Waqi'iyah and Insaniyyah have a positive effect on patient loyalty. And Rabbaniyyah and Akhlaqiyyah have a significant influence on patient loyalty at the </em>karunia sehat baru<em> pharmacy in Ungaran.</em></p> Naniek Widyaningrum Agustina Sawitri Nurita Indriani Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 185 191 10.47219/ath.v8i2.216 PENGGUNAAN ETIL SELULOSA DAN METIL SELULOSA DALAM PREPARASI MIKROKAPSUL METFORMIN HIDROKLORIDA http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/267 <p>Metformin hidroklorida memiliki waktu paruh pendek sehingga ketersediannya dalam tubuh akan cepat hilang dan diperlukan pemberiaan secara berulang. Salah satu cara yaitu metformin hidroklorida diformulasikan menjadi bentuk mikroenkapsulasi dengan teknik penguapan pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metformin hidroklorida yang pelepasan obatnya dapat dikendalikan secara mikroenkapsulasi. Tahapan metode yang dilakukan yaitu bahan aktif yang digunakan didispersikan dalam cairan penyalut lalu diemulsifikasikan dalam fase pembawa yang mengandung emulgator untuk pembentukan emulsi. Selanjutnya dilakukan penguapan pelarut penyalut dengan pengadukan sehingga terbentuk mikrokapsul. Mikrokapsul yang dihasilkan selanjutnya dilakukan uji evaluasi meliputi organoleptik, morfologi, ukuran partikel, penetapan kadar, efisiensi penjerapan dan uji disolusi. Hasil penelitian yang diperoleh untuk formula 1 dan formula 2 untuk ukuran partikel berturut-turut yaitu 5,632 dan 14,78 μm. Efisiensi penjerapan berturut-turut yaitu 83,17 dan 81,12%. Persen terdisolusi pada menit ke-480 berturut-turut yaitu 53,24% dan 47,54%. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji statistik dengan anova satu arah diperoleh nilai sig 0,421 yang berarti tidak terdapat perbedaan nilai persentase terdisolusi antara kelompok etil selulosa dan metil selulosa.</p> Lusiana Ariani Kartiningsih Kartiningsih Shinta Yon Purwaningrum Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 192 199 10.47219/ath.v8i2.267 COST EFFECTIVENESS ANALYSIS KOMBINASI OBAT ANHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUP FATMAWATI JAKARTA PERIODE 2020 http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/293 <p style="font-weight: 400;">Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan darah meningkat di atas kisaran normal. Penggunaan obat antihipertensi yang tepat sangat penting agar pengobatan menjadi lebih efektif karena hipertensi tergolong penyakit kronis seiring dengan meningkatnya biaya pelayanan medis. Maka diperlukan kajian farmakoekonomi analisis efektivitas biaya untuk mengetahui dan menentukan terapi kombinasi antihipertensi yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah dengan biaya minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai paling cost-effective dari terapi kombinasi dua obat antihipertensi di Rumah Sakit Umum Fatmawati, Jakarta. Metodologi yang digunakan adalah non eksperimen dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien tahun 2020 dan data harga obat pasien .core. Berdasarkan hasil studi, nilai ACER terkecil atau paling menguntungkan diperoleh dari kombinasi kelompok CCB dan IEC, yaitu sebesar Rp233,42. Untuk nilai ICER minimum, kombinasi CCB dan gugus adrenolitik sentral adalah Rp -8.628.&nbsp;</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> Cyntia Wulandari Lusi Agus Setiani Oktaviana Zunnita Muhammad Ikramin Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 200 208 10.47219/ath.v8i2.293 FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN SERUM MINYAK ATSIRI KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) VARIASI VITAMIN E METODE DPPH http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/294 <p>Minyak atsiri kilit buah jeruk nipis (<em>Citrus aurantifolia</em>) mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat mengatasi penuaan kulit. Formulasi serum antiaging yang beredar dipasaran sering ditambahkan vitamin E yang berfungsi sebagai pengawet sediaan dan penambah aktifitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek antioksidan minyak atsiri kulit jeruk nipis dengan formula yang lazim dipasaran dengan metode DPPH, mengetahui profil standar sediaan dan uji hedonik setiap formula. Minyak atsiri kulit jeruk nipis diperoleh dengan metode destilasi uap. Tiga formula serum antioksidan diformulasikan dengan basis carbomer 1%, dengan variasi konsentrasi vitamin E yaitu 1% (F1), 3% (F2), 5% (F3). Hasil uji organoleptis menyetakan semua formula mempunyai karakteristik yang sama yaitu berwarna putih jernih, arome jeruk nipis, dan terbentuk tekstur nano partikel. Uji pH semua formulasi memenuhi syarat (4,5-8,0) yaitu pH 8. Semua formula serum memenuhi persyaratan uji viskositas, daya sebar, daya lekat yang baik serta menunjukkan serum tipe M/A. Penambahan variasi konsentrasi vitamin E dalam formula serum dapat menurunkan nilai IC<sub>50&nbsp;</sub>, yaitu pada konsentrasi 5% sebesar 226,46ppm. Formula sediaan serum sesuai dengan standar dengan variasi konsentrasi vitamin E mempengaruhi aktivitas antioksidan, semakin tinggi konsentrasi vitamin E semakin baik nilai IC<sub>50</sub> nya.&nbsp;</p> Happy Elda Murdiana Tabita Rahmavika Ellsya Angeline Rawar Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 209 219 10.47219/ath.v8i2.294 ANALISA WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT JADI DAN OBAT RACIKAN DI DEPO FARMASI AFIAT RUMAH SAKIT PMI BOGOR http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/209 <p>Pelayanan resep merupakan titik terakhir pelayanan, sehingga rumah sakit harus memperhatikan waktu tunggu. Kecepatan waktu pelayanan resep berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Kecepatan waktu pelayanan resep masih menjadi kendala bagi beberapa rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kesesuaian waktu tunggu pelayanan resep pasien umum dan pasien asuransi di Depo Farmasi Afiat RS PMI Bogor. Mengetahui berapa lama rata-rata waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan di Depo Farmasi Afiat RS PMI Bogor serta kesesuaian dengan Kepmenkes RI Nomor 129 tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik <em>total sampling </em>yang diambil pada bulan Januari- Maret 2022<em>, </em>total sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 10.138 lembar resep yang terdiri dari 7.405 lembar resep obat jadi dan 2.733 lembar resep obat racikan. Gambaran waktu tunggu pelayanan resep pasien umum dan resep pasien asuransi di Depo Farmasi Afiat RS PMI Bogor dengan persentase kesesuaian waktu tunggu pelayanan pada resep jaminan umum adalah 73% untuk resep obat jadi dan 79% untuk resep racikan sedangkan persentase kesesuaian waktu tunggu pelayanan pada resep jaminan asuransi adalah 67% untuk resep obat jadi dan 74% untuk resep obat racikan. Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep di Depo Farmasi Afiat RS PMI Bogor adalah 25 menit untuk obat jadi dan 45 menit untuk obat racikan dengan kesesuaian 71% untuk resep obat jadi dan 77% untuk resep obat racikan. Jika dilihat dari standar yang sudah ditetapkan oleh Kepmenkes RI Nomor 129 tahun 2008, maka pelayanan resep di Depo Farmasi Afiat RS PMI Bogor sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.</p> Muhammad Afqary Cladora Vriska Kuntarto Ratna Juita Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 220 224 10.47219/ath.v8i2.209 EFEKTIVITAS BIAYA OBAT ANTIDIABETIK ORAL PASIEN DMT 2 DI RS X KOTA BOGOR PERIODE JULI-DESEMBER 2022 http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/257 <p>Tingginya jumlah pasien diabetes melitus tipe 2 menimbulkan beban biaya yang sangat besar. Berdasarkan data laporan tahunan Rumah Sakit X, diabetes melitus tipe 2 termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biaya dan terapi pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit X pada periode Juli-Desember 2022. Metode analisis data dengan menghitung nilai ACER dan ICER berdasarkan kelompok terapi obat antidiabetes oral yaitu kelompok A terapi tunggal, kelompok B terapi kombinasi 2 obat, kelompok C terapi kombinasi 3 obat. Nilai ACER atau nilai biaya terendah pada kelompok A sebesar Rp 15.115 untuk terapi obat glimepirid, kelompok B sebesar Rp 28.561 untuk terapi obat kombinasi metformin dan glimepirid, kelompok C sebesar Rp 9.233 untuk terapi obat kombinasi metformin dan glimepirid dan piglitazon. Nilai ICER atau biaya yang dibutuhkan untuk mengganti terapi obat yang lebih baik pada kelompok A sebesar Rp 4.173 untuk terapi obat gliquidon, kelompok B sebesar Rp 27.488 untuk terapi obat kombinasi metformin dan pioglitazon, kelompok C sebesar Rp 16.662 untuk terapi obat kombinasi metformin dan gliquidon dan pioglitazon. Nilai ACER terendah didapatkan pada kelompok C sebesar Rp 9.233 dengan terapi kombinasi obat metformin dan glimepird dan piglitazon, nilai ICER terendah pada kelompok A dengan terapi obat gliquidon.</p> Rizki Istiqomah Sulistyowati Embriana Dinar Pramestyani Salma Hilmy Rusydi Hashim Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 225 234 10.47219/ath.v8i2.257 FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN SEDIAAN SERUM EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH http://ejournal.sttif.ac.id/index.php/farmamedika/article/view/232 <p>Daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) merupakan tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, mengandung senyawa alkaloid, vitamin C, vitamin E, tanin, saponin, dan flavanoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun salam dapat diformulasikan sebagai sediaan serum yang stabil dan untuk mengetahui nilai IC50 sediaan serum ekstrak daun salam yang dapat memberikan aktivitas antioksidan. Metode penelitian ini dengan membuat sediaan serum wajah dari ekstrak etanol daun salam dengan variasi konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5%, dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil formula serum wajah menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah <em>cycling test </em>baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan kelembaban. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F1 dengan konsentrasi 1% memiliki nilai antioksidan 37,00 ppm, F2 dengan konsentrasi 3% memiliki nilai antioksidan 29,21 ppm, dan F3 dengan konsentrasi 5% memiliki nilai antioksidan 23,94 ppm, ketiga sediaan tersebut memiliki kategori antioksidan sangat kuat. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa serum dari ekstrak etanol daun salam memiliki kestabilan fisik dan kimia dan berpotensi sangat kuat sebagai antioksidan</p> Abdul Wahid Suleman Sri Wahyuningsih Yanti Puspitasari Copyright (c) 2023 Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-01 2023-12-01 8 2 235 243 10.47219/ath.v8i2.232