ANALISIS SIFAT FISIK, DAN KIMIA PADA TANAMAN PADI (Oriza sativa L.) YANG TERDAPAT DI DAERAH INDUSTRI MODERN CIKANDE
Abstract
Kawasan Industri Modern Cikande, merupakan daerah yang padat penduduknya, dan masih berada dalam tingkatan yang layak untuk aktivitas pertanian di kawasan urban, seperti pengolahan tanaman padi. Penduduk di sekitar kawasan industri ini memanfaatkan lahan yang ada untuk aktivitas pertanian, dimana pada lahan ini berdekatan dengan industri yang berpotensi mencemari hasil pangan. Sumber terbesar polusi di lahan ini adalah kontaminasi industri air yang digunakan untuk irigasi. Serta penggunaan pupuk anorganik juga dapat berpotensi terhadap adanya bahan pencemar yang terdapat pada tanaman padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika (warna, dan bau) dan sifat kimia (pH, dan kandungan logam) dari beras yang di tanam di sekitar kawasan industri. Pengambilan sampel beras diambil dengan metode random sampling dari tiga lokasi dekat dengan anak sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dan bau dari beras adalah putih keruh dan berbau khas beras, sedangkan pengukuran pH dengan menggunakan pH meter didapatkan hasil nilai pH rata-rata 6.5, dan pengukuran logam menggunakan metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA) di Laboratorium Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) didapatkan nilai logam Pb sebesar < 0,04 ppm, logam Cd 0,045-1,676 ppm, logam Cr sebesar < 0,005 ppm, logam Hg sebesar <0,002 ppm, dan logam Fe 9,638-112,196 ppm. Hasil kadar tersebut terdapat batas maksimum yang diperbolehkan oleh FAO & WHO, Permenkes RI No 492/menkes/per/IV/2010 dan Standar Nasional Indonesia 7387:2009 yaitu untuk logam Fe dan Cd, sedangkan untuk logam Pb, Hg, dan Cr masih di bawah ambang batas yang ditentukan. Seluruh beras pada ketiga sampel menunjukkan adanya tingkat bahaya konsumsi apabila ditinjau dari nilai hazard quotient (HQ) karena lebih dari satu untuk kandungan logam Fe dan Cd dalam beras.
References
[2] Fitrianah, L. 2016. Dampak Pencemaran Aktivitas Kendaraan Bermotor Terhadap Kandungan Timbal (Pb) Dalam Tanaman Padi Dan Beras. [3] Affandi, H., Hermanto, S., & Etriya, F. 2015. Analisa Biomassa dan Kandungan Logam Berat Pada Beras Merah Hasil Pemupukan Kompos Sludge dari Pabrik Kertas dan Pulp. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 202–209.
[4] Syahfitri, W., Damastuti E., & Kurniawati, S. 2011. Penentuan Logam Berat Cr , Co , Zn, dan Hg Pada Beras dan Kedelai dari Wilayah Kota Bandung. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Nuklir, 213–219.
[5] Oktrin Rustika Kumalawati. 2016. Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) Pada Bedak Tabur Dengan Variasi Zat Pengoksidasi Dan Metode Destruksi Basah Menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA).UIN Maulana Malik Ibrahim malang.
[6] US. EPA. Report on the 2011 U.S. Environmental Protection Agency (EPA) Decontamination Research and Development Conference. U.S. Environmental Protection Agency, Washington, DC, EPA/600/R/12/557, 2012.
[7] Fao, & Who. 2011.Contamination In Foods. Codex Alimentarius Commision, 4–9. International Agency for Research on Cancer (IARC) / WHO. (2012). GLOBOCAN 2012: Estimated cancer incidence, mortality,and prevalence world wide in 2012.
[8] Standar Nasional Indonesia 7383. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan.Badan Standardisasi Nasional.
Copyright (c) 2019 Diana Sylvia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.