SARANG SEMUT (Myrmecodia Pendans) SEBAGAI BAHAN BAKU TEH HERBAL ANTIKANKER

  • Nina Imaniar Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
  • Silvi Nurafni Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
  • Diah Ayu Pitaloka Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
  • Ivan Salman Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
Keywords: antikanker, herbal, sarang semut, sitotoksik

Abstract

Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan jenis tanaman epifit dengan banyak kandungan bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Berbagai penelitian mengemukakan bahwa sarang semut mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan tanin yang dapat menghambat proliferasi sel kanker melalui aktivitas antioksidannya. Sarang semut pada umumnya di jual dalam bentuk potongan-potongan kecil yang di rebus bersama air kemudian di ambil rebusannya untuk dikonsumsi guna mendapatkan manfaat dari komponen bioaktif yang terkandung di dalam tanaman tersebut. Latar belakang yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak sarang semut terhadap penghambatan proliferasi sel kanker  sebagai langkah awal pengembangan teh herbal antikanker. Tujuan dari penelitian ini adalah menambah alternatif pemanfaatan bahan lokal berupa sarang semut sehingga lebih mudah untuk dimanfaatkan kandungan kimia yang terkandung di dalamnya serta untuk mengetahui tingkat toksisitas teh herbal sarang semut sebagai bahan antikanker. Metode pada penelitian ini yaitu berupa penelitian eksperimental meliputi pengumpulan dan penyiapan bahan tumbuhan, skrining fitokimia, uji antioksidan serta analisis toksisitas sebagai langkah awal untuk uji praklinis tumbuhan yang berpotensi sebagai antikanker. Hasil skrining fitokimia diperoleh bahwa ekstrak air sarang semut mengandung flavonoid, tanin, saponin dan terpenoid. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH diperoleh nilai IC50 ekstrak air sarang semut sebesar 4,94 µg/mL yang memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan kontrol positif vitamin C. Uji toksisitas penelitian ini menggunakan metode BSLT diperoleh nilai LC50 ekstrak air sarang semut sebesar 152 µg/mL yang masuk pada kategori toksik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kandungan senyawa aktif dalam sarang semut   untuk dikembangkan sebagai pengobatan terhadap penyakit kanker.

References

1. Rahmawati, S., Anatomi, B., Anatomi, P., & Kedokteran, F. (2021). Peran Onkogen dan Tumor Suppressor Gene pada Karsinogenesis The Role Of Oncogene and Tumor Suppressor Gene in Carcinogenesis. 5, 61–68
2. Nies, Y. H., Ali, A. M., Abdullah, N., Islahudin, F., & Shah, N. M. (2018). A qualitative study among breast cancer patients on chemotherapy: Experiences and side-effects. Patient Preference and Adherence, 12, 1955–1964. https://doi.org/10.2147/PPA.S168638
3. Karimi, A., Majlesi, M., & Rafieian-Kopaei, M. (2015). Herbal Versus. Journal of Nephropharmacology, 4(1), 27–30
4. Koeffler HP, McCormick F, Denny C. Molecular mechanisms of cancer. West J Med. 1991 Nov;155(5):505-14. PMID: 1815390; PMCID: PMC1003063.
5. Darmawan E, Melani R, Raharjo B. Gambaran hubungan regimen dosis dan efek samping kemoterapi pada pasien kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto periode bulan Januari-Februari Tahun 2019. Majalah Farmaseutik vol 15 No 2:113-122. ISSN-p:1410-590x.
6. Yin SY, Wei WC, Jian FY, Yang NS. Therapeutic applications of herbal medicines for cancer patients. Evid Based Complement Alternat Med. 2013;2013:302426. doi: 10.1155/2013/302426. Epub 2013 Jul 11. PMID: 23956768; PMCID: PMC3727181.
7. Zafrial RM, Amalia R. 2018. Artikel tinjauan antikanker dari tanaman herbal. Farmaka. Suplemen volume 16 No 1.
8. Radji M, Aldrat H, Harahap Y, Irawan C. 2010. Penggunaan obat herbal pada pasien kanker serviks. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. April 2010 Hal 33-30. ISBN 1693-1831.
9. Safarzadeh, E., Sandoghchian Shotorbani, S., & Baradaran, B. (2014). Herbal medicine as inducers of apoptosis in cancer treatment. Advanced pharmaceutical bulletin, 4(Suppl 1), 421–427. https://doi.org/10.5681/apb.2014.062
10. Dirgantara S, Nawawi A, Insanu M. (2013). Uji aktivitas antioksidan tiga spesies sarang semut (Famili: Rubiaceae) Asal kabupaten Merauke Papua. Jurnal Biologi Papua Volume 5 No 1 Hal:10-14.
11. Hasanuddin, Rifayani, K., Supriadi, G., Kurnia, D. and Adhita, D. (2015) Potential of Terpenoid Bioactive Compound Isolated from Papua Ant Nest as an Alternative Ovarian Cancer Treatment. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 5, 406-411. doi: 10.4236/ojog.2015.57058.
12. Zeth, A. H. M., Warouw, N. H., & Krisanty, P. (2021). The Effect of Ant Plant on the Increase of CD4 Count in PLHIV in the Papua Province. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 9(A), 1231–1239. https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7782
13. Fatmawati, D., Puspitasari, P., & Yusuf, I. (2011). Cytotoxic Effect of Ethanolic Extract of Sarang Semut (Myrmecodia pendens) on HeLa Cervix Cancer Cell Line In Vitro Experimental Study. Sains Medika, 3(2), 112-120. doi:http://dx.doi.org/10.26532/sainsmed.v3i2.393
Published
2022-12-01
How to Cite
Imaniar, N., Nurafni, S., Pitaloka, D. A., & Salman, I. (2022). SARANG SEMUT (Myrmecodia Pendans) SEBAGAI BAHAN BAKU TEH HERBAL ANTIKANKER . Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal), 7(2), 143-149. https://doi.org/10.47219/ath.v7i2.179